pengalaman malam ultahku. Menjadi anak pandai memang bukan kemauan ku, Semua yang aku dapatkan tidak luput dari sebuah usaha kerasku,dari kecil hingga sekarang orang tuaku sangat menjunjung tinggi nilai pendidikan.Dengan kita didik mustinya setiap orang punya wawasan luas,pandangan-pandangan positif agar menjadi bekal untuk bisa meraih kesuksesan.
Aku disini berposisi sebagai seorang pelajar yang setiap hari ingin menciptakan prestasi yang tiada henti tujuannya adalah untuk membanggakan kedua orang tua dan pribadi ku sendiri.Hinga semua urusan yang membuatku tidak ada nilainya aku tinggalkan,bagiku saat ini aku menjadi anak sekolah jadi keutamaannya adalah belajar dengan mengabiskan membaca buku yang bertumpuk-tumpuk baik dari sekolah ataupun ku beli dari toko buku.Bergaul sama lawan jenis kadang lamban,karena aku pikir cewek yang ada disekolah atau cewek-cewek sebayaku hanya mementingkan kesenangan.Sekarang itu semua aku hindari hanya belajar belajar sampai aku tau dan bisa memanfaatkan yang aku pelajari.Soal cewek ka sudah aku bilang aku masih dibilang sedikit kurang,dengan ketidak kesengajaan karena kesibukan ku yang super padat usiaku akhirnya meninggi hingga aku ulang tahun.Hari itu sabtu, pas dalam minggu dihari kelahiranku yang ke-17, jadi orang tuaku sengaja mengadakan pesta Ulang Tahun untukku, anak lelaki satu-satunya. Maklum saja aku anaknya pemalas banget soal pesta-pestaan, alias kutu buku banget dan smart di sekolah, berbeda dengan kakak perempuanku yang satu-satunya juga, badung dan ogah-ogahan kalau disuruh belajar (padahal pintar juga sekolahnya loh, sampai lulus SMU dia tidak pernah lolos dari urutan 10 besar dalam ranking sekolahnya).
Dasar kakak cewekkku ini badung, dia
tidak ada selama sore hari saat berlangsungnya pesta, kemana ya, aku
juga jadinya agak sedih sedikit. Bukan mengharapkan kado darinya, tapi
dengan kehadirannya saja aku tentu akan sangat senang sekali, karena
minimal aku bisa memperlihatkan pada teman-teman cewekku di sekolah
(yang kuundang ke pestaku) bahwa dikeluargaku juga ada cewek kecenya
yang tidak kalah kece dari semua teman paling kece di sekolahku).
Pas acara sudah mau berakhir, yaitu
acara disco bebas, aku lagi bengong-bengong melihat teman-temanku
ajojing, nah kakak cewekku satu-satunya pulang juga. Wah happy banget
aku, maklum saja kami memang cuma 2 bersaudara, tidak punya saudara
kandung lain. Dia sih sudah kuliah tahun ke-2, sedangkan aku masih SMU
kelas 2.
“Jon.. selamat Ulang Tahun yah.. sorry
aku kagak bawa kado..” kata Fifi sambil mengajukan tangannya untuk
bersalaman setelah melihat tumpukan kado di atas meja. Wah dia pulang
saat temanku belum bubar saja aku sudah happy banget, boro-boro mikirin
kado deh, habis salaman kupeluk kakakku dengan kegirangan (kami memang
akrab sekali sebenarnya, jadi biasa saja pelukan). Kakakku tidak lupa
memberikan sesuatu yang membuatku kaget juga, yaitu ciuman di pipi
kiri-kanan di depan teman-temanku. Gile bener.. akrab sih akrab sama
kakak, tapi untuk ciuman baru kali ini kuterima sejak beranjak dewasa.
Di belakang sih terdengar suara tepuk tangan dari teman-temanku. Mungkin
bagi yang belum kenal dipikirnya pacarku datang kali, tapi bagi yang
sudah tahu yah entah apa pikirannya deh. Habis biarpun kakakku tingginya
170 cm, tetap saja kalah tinggi denganku yang 175 cm saat itu.
Kadang-kadang, aku memang suka
membayangkan bentuk tubuh Fifi. Soalnya memang dia kece sih. Terlebih
sejak aku mengalami mimpi basah pertama kali waktu SMP 1 dulu. Lah yang
kuimpikan saja kakakku kok, si Fifi ini. Wajahnya seperti artis Hongkong
deh, putih cantik dan benar-benar kece berat pokoknya. Paling hebat
saat aku melihat dia cuma berbikini saat berenang, selebihnya wah cuma
dalam mimpi. Sedangkan untuk pacaran. Wah aku belum berani, soalnya
cita-citaku ranking satu terus, dan idolaku yah si Fifi yang sudah
muncul sejak mimpi basah pertama kali dulu. Heran yah?
Waktu mau bubaran pestanya, temanku yang
jadi DJ iseng banget, dia muterin lagu buat slow dance, dan aku disuruh
mengajak cewek pilihanku (biasanya sih kalau saat-saat begini, yang
ultah ngajak orang yang di taksirnya untuk berdansa) turun dan
memperkenalkan pada seluruh tamu, wah brengsek. Memang gosipnya ada
beberapa cewek yang naksir padaku di sekolah, tapi aku cuek bebek,
kurang begitu peduli sama mereka semua, padahal mereka-mereka itu kece
dan cantik-cantik juga loh, dan rebutan cowok-cowok di sekolahku. Bukan
apa-apa, kalau aku naksir yang satu kan yang lain bakalan hilang, mundur
teratur, nah mendingan aku tidak memilih satu orangpun? jadinya bisa
nempel sama semua cewek kece.
Nah teman brengsek ini menyuruhku untuk
mengajak satu cewek untuk slow dance, seolah mengumumkan siapa cewek
pilihanku. Yah sulit dong.. Gile juga.. Tapi akalku jalan cepat sekali,
si Fifi kudatangi walaupun lagi mojok di dekat orang tuaku (tapi tidak
ngobrol, jadi bagi yang belum kenal Fifi, tetap saja menganggap Fifi
cuma temanku). Fifi agak terkejut sedikit waktu tahu dan sadar dia yang
kuajak slow dance, tapi belum berkomentar apa-apa. Begitu kami masuk ke
tengah-tengah arena slow dance, di tengah kerumunan pasangan lain baru
Fifi berbisik, “Jon… kok ngajak aku slow dance-nya sih?”
“Iya Fi.. aku belum punya cewek sih..”
“Kan banyak teman elu yang kece-kece tuh..” masih sambil berbisik.
“Yang kece sih banyak Fi.. tapi yang sekece kamu mana ada..” rayuku pada kakak sendiri.
“Gelo loh.. cewek kece banyak begitu disia-siakan..”
“Beneran Fi.. nggak ada yang cantik dan dewasa seperti kamu, semuanya ABG doang..”
Fifi tidak menjawab lagi, tapi menaruh kepalanya pada pundakku. Harum rambutnya yang tadi sore keramas bercampur dengan sedikit keringat kepalanya di hidungku begitu merangsangnya. Begitu kugeser kepalaku sedikit mendekati telinganya lagi, kali ini makin jelas aku mencium parfum si Fifi yang dipakai pada belakang telinga. Kakakku ini seru loh, suka memakai parfum lelaki! Dan aku mengikuti dia dalam merk parfum. Cuma berhubung bau badan kami beda dikit yah tetap saja aku terangsang mencium bau campuran parfum dan bau badan Fifi. Batang kemaluanku ngaceng berat waktu itu.
“Iya Fi.. aku belum punya cewek sih..”
“Kan banyak teman elu yang kece-kece tuh..” masih sambil berbisik.
“Yang kece sih banyak Fi.. tapi yang sekece kamu mana ada..” rayuku pada kakak sendiri.
“Gelo loh.. cewek kece banyak begitu disia-siakan..”
“Beneran Fi.. nggak ada yang cantik dan dewasa seperti kamu, semuanya ABG doang..”
Fifi tidak menjawab lagi, tapi menaruh kepalanya pada pundakku. Harum rambutnya yang tadi sore keramas bercampur dengan sedikit keringat kepalanya di hidungku begitu merangsangnya. Begitu kugeser kepalaku sedikit mendekati telinganya lagi, kali ini makin jelas aku mencium parfum si Fifi yang dipakai pada belakang telinga. Kakakku ini seru loh, suka memakai parfum lelaki! Dan aku mengikuti dia dalam merk parfum. Cuma berhubung bau badan kami beda dikit yah tetap saja aku terangsang mencium bau campuran parfum dan bau badan Fifi. Batang kemaluanku ngaceng berat waktu itu.
Begitu Fifi sadar, aku membaui sekitar
belakang telinganya, dia memelukku lebih erat lagi. Alamak.. Cukup
terasa juga payudaranya menekan dadaku. Wow.. empuk-empuk nikmat (memang
nikmat?!) Pokoknya menimbulkan sensasi tersendiri. Mungkin yang
merasakan nikmat si cewek kali kalau bersentuhan dada begitu. Aku
sebagai lelaki sih rasanya enak-enak saja.
Sepanjang lagu yang satu itu, tanganku
yang tidak memegang tangan Fifi kusuruh menjelajahi punggungnya. Dari
dekat lehernya sampai ke pinggangnya. Berhubung Fifi memakai gaun malam
mini, yah dia tidak perlu pakai rok-rok segala dong, kan jadi satu sama
atasan, eh baju terusan itu. Mini tuh maksudku masih setinggi
pertengahan paha. Nah saat aku mengusap-usap pinggang Fifi, aku tidak
begitu merasakan adanya garis celana dalamnya.
Timbul niat isengku pada kakak sendiri, sekalian mau tahu juga.
“Fi.. kamu nggak pakai celana dalam yah?” kataku sambil berbisik di telinganya.
“Eh.. enak saja.. aku pakai tahu.. nakal loh Jon nanyanya!” jawab Fifi sambil berbisik.
“Kok nggak berasa dipegang Fi.. batas celana dalamnya..” bisikku lagi penasaran.
“Coba elu rabanya turun lagi dikit..” balas Fifi sambil berbisik juga.
“Fi.. kamu nggak pakai celana dalam yah?” kataku sambil berbisik di telinganya.
“Eh.. enak saja.. aku pakai tahu.. nakal loh Jon nanyanya!” jawab Fifi sambil berbisik.
“Kok nggak berasa dipegang Fi.. batas celana dalamnya..” bisikku lagi penasaran.
“Coba elu rabanya turun lagi dikit..” balas Fifi sambil berbisik juga.
Lalu kuraba mengikuti petunjuknya, kali
ini buah pantatnya terpaksa harus kuraba-raba. Dan merabanya makin turun
saja. Benar juga, akhirnya ketemu dan kutelusuri garis batas celana
dalamnya. Dilihatin orang nih dansanya. Nekat kali aku meraba makin ke
bawah. Ha! Gile apa.. ini kakak sendiri friends. Rabaanku berjalan ke
samping saja, menelusuri pelan-pelan garis celana dalam Fifi yang memang
sepertinya cuma segaris itu. Oh.. aku tahu sekarang, celana dalamnya
model tali saja dan dipakainya berbentuk V.
“Fi.. celana dalam elu modelnya aneh banget sih.. makanya kukirain tadi kagak pake celana,” kataku masih berbisik.
“Makanya elu cari pacar dan pacaran.. nanti jadinya tahu..” balas Fifi masih bisik-bisik saja.
“Kalo pacarku seperti kamu sih boleh saja Fi..” balasku mesra.
Wah pembaca, jangan heran kami bisa ngomong bebas begini kan karena memang akrab.
“Makanya elu cari pacar dan pacaran.. nanti jadinya tahu..” balas Fifi masih bisik-bisik saja.
“Kalo pacarku seperti kamu sih boleh saja Fi..” balasku mesra.
Wah pembaca, jangan heran kami bisa ngomong bebas begini kan karena memang akrab.
Dalam kepalaku timbul juga perasaan
cemburu sedikit saat itu. Wah.. sialan siapa saja nih yang sudah
pegang-pegang si Fifi sampai dia perlu pakai celana dalam sexy seperti
itu. Sialan… mau kuhajar saja rasanya. Belum tahu kali tuh cowok,
adiknya Fifi jagoan taekwondo, karate sekaligus Merpati Putih.
Eh lagi enak-enak memeluk Fifi sambil
goyang-goyang lagunya habis.. sialan, temanku mengganti jadi disco lagi.
Yah sudah bubaran deh slow dance-ku dan Fifi. Aku masih melihat-lihat
teman yang lain, si Fifi menghilang entah kemana. Karena acara terakhir
pesta rumahan adalah disco, yah tidak lama setelah itu bubar deh
pestanya, masak anak SMU pesta di rumahan sampai lewat jam 12 malam sih?
nggak sopan dong (anak ranking 1 nih yang bilang, aku!).
Persis jam 12 lewat 5 menit, teman
terakhir sudah tidak kelihatan mobilnya. Aku yang capek banget rasanya
mau tidur saja deh, sambil mikirin Fifi. Kemana yah dia? Urusan kado
besok saja lah. Tidak mungkin ada yang ngambil ini. Aku naik ke atas dan
langsung masuk ke kamarku. Melepaskan pakaian dulu lalu masuk kamar
mandi pribadi dan bersih-bersih. Masih bugil aku balik ke ruangan
ranjang. Ah biasanya tidur pakai CD, kali ini mau nyobain bugil ah,
sudah gede ini, kan 17 tahun. Yah badanku yang gede dan anuku juga cukup
gede kok. Panjangnya sih cuma 15 cm saja.
Karena AC kamarku cukup dingin, aku
biasa tidur memakai selimut (Tidak lucu sebenarnya, kalau memahami
kesehatan, saat tidur itu bagusnya tubuh kita tidak dalam keadaan
‘terikat’ dan udara yang kita hirup sebaiknya memang sekitar 18-24
derajat celsius. Jangan lebih panas dan jangan lebih dingin. Itu baru
tidur sehat. Eh ini kata dokter Joni loh hehehe coba saja iseng tanya
dokter beneran.) Kan bule-bule dalam film banyak yang tidur bugil toh?
Masih berbaring, pikiranku melamun pada
peristiwa slow dance bersama Fifi, kakak tercintaku. Saat dance tadi aku
sih lupa apakah ngaceng atau nggak, tapi saat mikirin aku inget.
Ngaceng kenceng! Gile kupegang si Junior, malah makin bikin tenda di
selimutku jadinya. Yah kuusap-usap sayang deh juniorku. Tentu saja
sambil membayangkan bagaimana bentuk tubuh si Fifi yang polos dalam
keadaan bugil sepertiku, apalagi sambil menari bareng. Wow.. asyik loh.
Aku berhayal.. Tubuh si Fifi mulus tanpa
cacat (sepertinya memang belum pernah luka sih, paling bekas suntikan
cacar di pahanya) payudaranya yang lumayan mantap kalau dipegang, dengan
puting cukup besar sehingga enak dikulum. Lalu perutnya yang datar dan
rata karena hobbynya aerobic dan fitness, dan pantatnya yang aduhai
montoknya, tadi saja saat kupegang waktu slow dance mantap banget
rasanya.
Eh lagi enak-enak berhayal begitu,
tiba-tiba pintu kamarku diketok. Tok.. tok.. tok.. cuma tiga kali dan
tidak kencang. Karena kebiasaan menjaga privacy di keluarga kami,
sebelum masuk harus ketok pintu dulu, aku sih tidak pernah mengunci
pintu.
“Siapa?” tanyaku.
“Aku Jon..” jawab suara yang tidak asing lagi, sepertinya berbisik tuh.
Wharakadah! gadis yang sedang kuimpi-impikan muncul mendatangiku friends! Aku terdiam bingung.
“Jon.. elu belum pulas kan?” tanya Fifi dari balik pintu. Lalu diam menunggu jawabanku. Wah gimana nih.. aku sedang bugil dalam selimut begini. Ah biarin deh.
“Boleh masuk Jon?” tanya Fifi lagi, padahal aku baru mau menyuruhnya masuk, tapi belum sempat.
“Iya, masuk saja Fi..” kataku cukup keras supaya jelas terdengar olehnya, kalau pelan-pelan entar dia tidak jadi masuk lagi, kan bikin sedih jadinya.
“Aku Jon..” jawab suara yang tidak asing lagi, sepertinya berbisik tuh.
Wharakadah! gadis yang sedang kuimpi-impikan muncul mendatangiku friends! Aku terdiam bingung.
“Jon.. elu belum pulas kan?” tanya Fifi dari balik pintu. Lalu diam menunggu jawabanku. Wah gimana nih.. aku sedang bugil dalam selimut begini. Ah biarin deh.
“Boleh masuk Jon?” tanya Fifi lagi, padahal aku baru mau menyuruhnya masuk, tapi belum sempat.
“Iya, masuk saja Fi..” kataku cukup keras supaya jelas terdengar olehnya, kalau pelan-pelan entar dia tidak jadi masuk lagi, kan bikin sedih jadinya.
Si Fifipun masuk juga, setelah menutup
pintu kamar, dia berbalik dan, “Jon lampunya dinyalain yah?” tanya Fifi.
Maklum sebelum naik ranjang, lampu terangnya kumatikan, cuma sisa lampu
kecil saja, jadi remang-remang. Wah benar juga idenya, jadi aku bisa
melihat jelas tubuh Fifi, sepertinya cuma memakai baju tidur waktu
bayangannya terlihat saat memasuki kamarku.
“Iya deh..” jawabku, lalu sadar, wah.. entar senjataku yang ngaceng kelihatan dong!
“Eh…” belum sempat aku ngomong lagi, si Fifi sudah menyalakan lampu. “Blar..” terang deh.
“Iya deh..” jawabku, lalu sadar, wah.. entar senjataku yang ngaceng kelihatan dong!
“Eh…” belum sempat aku ngomong lagi, si Fifi sudah menyalakan lampu. “Blar..” terang deh.
Aku memperhatikan Fifi. Dia memakai baju
tidur favoritku, karena model baby doll, terusan cuma melewati
pantatnya dikit, warna kuning muda dan agak transparan. Biasanya kalau
dia berdiri membelakangi lampu sih kelihatan bentuk tubuhnya, dan
pakaian dalamnya. Kali ini belum kelihatan, kan lampunya di tengah
ruangan, sedang dia masih dekat pintu.
“Ada apa Fi?” tanyaku bingung juga dan
heran, ada apa malam-malam waktunya tidur begini dia datang yah? Kalau
masih sore sih aku tidak heran, paling dia mau nanya soal komputer atau
soal mobilnya.
“Eh sebelumnya sorry loh Jon..”
“Kenapa?” langsung kupotong saja.
“Aku kan belum ngasih kado buat elo.. kagak kepikir mau ngasih apa sih.” lanjut si Fifi mencoba senyum menghiburku kali. Wah bener juga.
“Eh sebelumnya sorry loh Jon..”
“Kenapa?” langsung kupotong saja.
“Aku kan belum ngasih kado buat elo.. kagak kepikir mau ngasih apa sih.” lanjut si Fifi mencoba senyum menghiburku kali. Wah bener juga.
Aku memang tidak sempat memikirkan Fifi
ngasih kado atau tidak, dia mau slow dance denganku saja rasanya aku
happy banget. Lalu sekarang mau apa lagi nih? “Ah nggak apa-apa Fi..
nggak masalah soal kadonya.. aku punya kakak sebaik elu saja sudah
merupakan kado yang indah setiap hari..” kataku. Lalu si Fifi berjalan
menghampiri ranjang sambil melihat mataku terus. Wah untung tidak
melihat ke arah juniorku. Masih ngaceng man! banyangkan sendiri deh
cewek kece, seksi sedang berada di dekat kamu, di ranjang yang sedang
bugil. Dan sambil tersenyum manis sekali pada kamu.
Sewaktu dia makin mendekatiku, aku
menggeser ke tengah ranjang, jadi dia bisa duduk di tepi ranjang kalau
memang mau ngobrol agak lama. Nah saat makin dekat itulah lampu kamar
dibelakangi olehnya. Wow.. bayangan mulus tubuhnya yang sempurna sekali
(nggak kayak gitar kok, tapi melengkung dan meliuk indah) makin jelas
saja terlihat. Benar saja dia duduk dekat pinggangku, persis sebelah
pinggang dan juniorku yang ngaceng berat. Selimutku yang bergeser
membuat si junior mengangguk-angguk kegelian karena gesekan itu. Tangan
kiriku yang masih dalam selimut terpaksa harus memegangi si Junior nih.
Fifi berlagak tidak melihat dan tetap senyum manis sekali.
“Jon.. aku mau ngasih kado spesial buat
elu, tapi.. elu nggak boleh cerita sama siapapun juga, setuju?” Langsung
saja aku mengangguk, walaupun bingung menduga-duga kado spesial apaan,
apakah Blow Job? Belum tentu, terusin saja baca ceritanya.
“Janji yah Jon..”
“Saya berjanji, Fifi kakakku tersayang..” kataku menegaskan dari sekedar mengangguk.
“Jon, Fifi mau tahu.. kamu beneran belum pernah pacaran? maksudnya nge-date berduaan ama cewek?” tanya dia.
“Bener Fi.. kan tiap malam minggu, kalau kagak ada pesta ultah, yah aku di rumah saja kok surfing di internet, kamu sih kelayapan melulu malah ninggalin aku sendirian kalau malam minggu” kataku, dia senyumnya makin lebar.
“Jadi belum pernah pegang-pegang tubuh cewek dong?” tanyanya lagi, memancing dikit.
“Yah pegang sih belum cuma kalo melihat sering?”
“Oh yah? dimana?” tanya Fifi kaget sedikit.
“Di internet..” jawabku cepat, memang betul sih. Dia tersenyum lagi.. heran kayaknya makin lama melihat Fifi tersenyum makin manis saja tuh senyumnya, wah aku rasanya makin senang dan happy sekali melihat bibirnya yang tersenyum.
“Jadi yang real dan asli belum pernah dong?” kata Fifi masih dengan tersenyum. Bagiku ini bukan ledekan, tapi ucapan tulus kakak pada adik yang memang akrab. Aku mengangguk.
“Janji yah Jon..”
“Saya berjanji, Fifi kakakku tersayang..” kataku menegaskan dari sekedar mengangguk.
“Jon, Fifi mau tahu.. kamu beneran belum pernah pacaran? maksudnya nge-date berduaan ama cewek?” tanya dia.
“Bener Fi.. kan tiap malam minggu, kalau kagak ada pesta ultah, yah aku di rumah saja kok surfing di internet, kamu sih kelayapan melulu malah ninggalin aku sendirian kalau malam minggu” kataku, dia senyumnya makin lebar.
“Jadi belum pernah pegang-pegang tubuh cewek dong?” tanyanya lagi, memancing dikit.
“Yah pegang sih belum cuma kalo melihat sering?”
“Oh yah? dimana?” tanya Fifi kaget sedikit.
“Di internet..” jawabku cepat, memang betul sih. Dia tersenyum lagi.. heran kayaknya makin lama melihat Fifi tersenyum makin manis saja tuh senyumnya, wah aku rasanya makin senang dan happy sekali melihat bibirnya yang tersenyum.
“Jadi yang real dan asli belum pernah dong?” kata Fifi masih dengan tersenyum. Bagiku ini bukan ledekan, tapi ucapan tulus kakak pada adik yang memang akrab. Aku mengangguk.
“Fifi mau kasih hadiah khusus, tapi kamu
harus janji tidak boleh ngapa-ngapain kalo kagak disuruh. Mau nggak?”
tanya Fifi, kakak tersayangku ini. Aku mengangguk.
“Eh janji dulu..”
“Iya deh Joni janji Fifi sayang..” kataku memuaskan keinginan Fifi.
“Siap menerima hadiah?” tanyanya lagi sambil menegakkan badannya yang tadinya duduk santai.
Aku mengangguk lalu berkata, “Siap boss..”
“Eh janji dulu..”
“Iya deh Joni janji Fifi sayang..” kataku memuaskan keinginan Fifi.
“Siap menerima hadiah?” tanyanya lagi sambil menegakkan badannya yang tadinya duduk santai.
Aku mengangguk lalu berkata, “Siap boss..”
Fifi kemudian menaiki ranjang, sambil
tangannya mendorong perlahan tubuhku untuk bergeser sedikit. Ranjangku
sih ukuran 160 lebarnya, jadi muat saja kalau mau tidur berduaan. Lalu
Fifi berlutut tegak di sampingku, memandang mataku lekat-lekat masih
dengan senyum manisnya. Kemudian secara perlahan-lahan dia mengambil
ujung bawah baju tidurnya. Ops.. Fifi terlupa sesuatu.. buru-buru dia
turun ranjang dulu, menuju ke lemariku yang ada componya, dia pilih
buru-buru salah satu CD lalu diputarnya. Nah muncul lagu romantis,
dipasangnya cukup keras tapi tidak mengganggu keluar ruangan. Mungkin
sekedar supaya pembicaraan kami tidak terdengar saja kali. Lalu dia
berjalan ke pintu dan mengunci pintu.
Aku merasa sedikit heran, mau ngapain
nih. Si Fifi balik lagi ke sampingku, berlutut di atas ranjang sambil
melenggok menari mengikuti irama lagu. Tangannya balik lagi memegang
ujung bawah baju tidurnya dan mulai memilin sedikit-sedikit, lalu
menarik perlahan ke atas. Wah ini sih striptease. Kutungguin saja deh.
Begitu bawah bajunya mulai naik setinggi bawah selangkangannya, aku
makin deg-degan! Cepat sekali naik lagi perasaanku. Lalu muncul celana
dalamnya yang transparan dan seperti tadi waktu dansa berbentuk V dan
sebagian besar tali. Warnanya sih hitam, ada merahnya sedikit persis
ditengah dekat bawah pusarnya, eh tuh merah bunga kecil, cuma satu.
Gila friends.. bulu kemaluannya
terlihat. Belahan kewanitaannya sih terbayang dalam bungkusan CD halus
itu yang mengikuti bentuk bibir kemaluannya. Wow.. sialan aku janji
tidak boleh ngapa-ngapain. Wah pingin sekali untuk menjamahnya. Tangan
kiriku terpaksa memegangi juniorku deh. Makin keras saja ngacengnya nih.
Makin tinggi Fifi menarik bajunya,
semakin jelas tubuh putihnya terlihat. Begitu bagian bawah payudaranya
muncul. Wow.. aku sampai menelan ludah. deg-degan makin keras. Ops..
sial ada BH-nya! Eit tunggu dulu, BH-nya seru banget.. juga hitam
transparan dan puting susunya yang kuduga besar, benar saja muncul dan
terlihat jelas, kali ini aku tidak perlu menebak-nebak lagi, ternyata
warnanya merah sedang, nggak pink sih, lebih tua sedikit tapi tidak
coklat gelap. Saat bajunya melewati kepalanya, aku ingin sekali memegang
payudaranya. Tapi ingat janji.. wah brengsek.. padahal si Fifi kan
tidak melihat.
Dan saat bajunya sudah lolos melewati
kepala, Fifi langsung membuangnya ke atas karpet kamarku. Tangannya
kembali turun lagi yang membuat payudaranya terlihat dan berbentuk
semakin menonjol saja. Gile bener.. sss.. alamak nggak tahan nih..
Kemudian Fifi menggeser posisi berlututnya kali ini dia mengangkangiku.
Wow.. sepertinya aku semakin tidak tahan deh. Mana tangan kiriku sudah
tidak lagi memegang si Junior lagi dan dengan posisi baru ini otomatis
Fifi menindih perutku. Dia masih bergerak meliuk dan menari. Mungkin
tidak nyaman menari di atas selimut, dia menggeser dulu lalu mendadak
menyingkapkan selimut untuk membuangnya.
“Eit.. sorry Jon.. aku nggak tahu elu
kalo tidur juga bugil!” kontan kedua tanganku menutupi juniorku. Tapi
mana bisa.. lah lagi siaga satu gitu kok. Lagi pula dia ngomong dengan
kalimat ..juga bugil! Wah dia kalau tidur bugil dong?! kenapa tidak dari
dulu aku masuk kamarnya kalau dia sedang tidur.
Karena aku diam saja tidak berkata
apa-apa, Fifi balik lagi berlutut di atas perutku menghadap wajahku
dengan sebelumnya mengambil tanganku untuk melepaskan pegangan yang
menutupi si Junior. Terpaksa tanganku posisinya seperti orang menyerah
kalau berdiri, kutaruh di samping kepala. Sepertinya Fifi sedang
bergerak menari sambil membuka BH-nya deh.. tapi susah atau sengaja
susah membukanya?
“Fi.. boleh aku bantuin membuka BH kamu?”
“Memang kupikir tadinya mau nyuruh elu yang bukain.. tapi gue kagok..” lalu sambil berkata begitu dia rebahan dikit, tangannya menopang tubuhnya di samping kepalaku, dengus nafasnya dekat sekali menyapu wajahku. Karena posisi berlututnya di perutku, yah mulut dan hidungku cuma kebagian lehernya saja. Wah wangi juga lehernya.. tanganku mulai memeluknya dan mencari kaitan BH-nya di punggungnya. Biarpun sudah ketemu sengaja aku lama-lamain. Enak gila.. memeluk tubuh hangat cewek kece seperti ini.
“Memang kupikir tadinya mau nyuruh elu yang bukain.. tapi gue kagok..” lalu sambil berkata begitu dia rebahan dikit, tangannya menopang tubuhnya di samping kepalaku, dengus nafasnya dekat sekali menyapu wajahku. Karena posisi berlututnya di perutku, yah mulut dan hidungku cuma kebagian lehernya saja. Wah wangi juga lehernya.. tanganku mulai memeluknya dan mencari kaitan BH-nya di punggungnya. Biarpun sudah ketemu sengaja aku lama-lamain. Enak gila.. memeluk tubuh hangat cewek kece seperti ini.
“Ayo Jon.. jangan nakal, hadiahnya masih
banyak..” kata Fifi lalu menggeser tubuhnya yang berada di atasku
sehingga menurun sedikit dan wajahnya berhadapan dengan wajahku.
Alamak.. dengus nafasnya yang menyentuh wajahku membuatku konak lagi dan
semakin bernafsu. Tidak tahu siapa yang memulainya, tahu-tahu bibir
kami nempel dan lidah Fifi menyapu bibirku. Sepertinya sih Fifi juga
nafsu sekali mau menciumku kali, habis wajahku tetap lurus, tapi
wajahnya miring-miring kok. Nah kan dia yang berusaha lebih keras buat
menciumku toh?
“Blp.. buka mulutnya Jon.. aku ajarin
ciuman..” kata Fifi. Lalu kuikuti membuka mulut, membiarkan lidah Fifi
masuk ke dalam mulutku. Dia menyapu gigi depanku, lalu lidahku
didorong-dorong dan dibolak-balik segala, dan malah lidahku
dikitik-kitik dengan lidahnya juga. Wah seru juga loh, tukar-tukaran
ludah.
Aku lupa bahwa tanganku sudah melepas
BH-nya apa belum yang jelas tanganku mengusap punggungnya dengan bebas
tanpa ganjalan BH segala. Kuusap-usap terus punggungnya yang mulus dan
hangat. Dada kami sih masih terpisah oleh BH-nya. Ops.. baru aku bilang
masih terpisah, Fifi menarik BH-nya untuk disingkirkan. Sambil ciuman
begitu, otakku mikirin bagian bawah kami. Wah senjataku tergesek-gesek
sama celana dalam mini si Fifi nih, sakit dikit sih, lecet nggak yah?
“Fi.. boleh aku lepasin celana dalam elu
nggak? kontol gue sakit kegesek-gesek.” kataku melepaskan ciuman
sekejab. Akibatnya malah lepas terus-terusan tuh.
“Eit.. jangan nakal dulu. Sudah bisa ciuman yang kuajarin?”
“Iya boss..” jawabku.
“Elu diam saja yah..” kata Fifi. Lalu dia bergerak semakin turun. Kali ini sampai dia duduk di kakiku. Dia persisnya menduduki bagian ujung kakiku, nggak diduduki habis sih, dia bersimpuh sedikit, sambil bergerak perlahan-lahan wajahnya ikutan turun sambil mencium badanku juga. Geli sekali loh, apalagi waktu dia mencium putingku. Wow.. sampai kupegang kepalanya gara-gara geli. Untung dia tidak marah. Waktu hidungnya kena bulu kemaluanku, makin geli dan si Junior mulai kena dengusannya dan dikecup kepalanya, sepertinya sih kena mata tunggal di kepala si Junior tuh.. geli banget sih.
“Eit.. jangan nakal dulu. Sudah bisa ciuman yang kuajarin?”
“Iya boss..” jawabku.
“Elu diam saja yah..” kata Fifi. Lalu dia bergerak semakin turun. Kali ini sampai dia duduk di kakiku. Dia persisnya menduduki bagian ujung kakiku, nggak diduduki habis sih, dia bersimpuh sedikit, sambil bergerak perlahan-lahan wajahnya ikutan turun sambil mencium badanku juga. Geli sekali loh, apalagi waktu dia mencium putingku. Wow.. sampai kupegang kepalanya gara-gara geli. Untung dia tidak marah. Waktu hidungnya kena bulu kemaluanku, makin geli dan si Junior mulai kena dengusannya dan dikecup kepalanya, sepertinya sih kena mata tunggal di kepala si Junior tuh.. geli banget sih.
Gila friends.. kali ini kuduga bakal
dapat pengalaman dikaraokein deh, aku mau menikmati rasanya di karaokein
kakak tersayang ini. Dimulai dengan jepitan erat bibirnya pada kepala
kemaluanku, rasanya sukar dilukiskan, yah geli-geli enak deh. Apalagi
waktu bibir itu masih dalam jepitan erat bergerak turun menyentuh
lingkaran helm senjataku. Wah rasanya mau ngecret saat itu. Gile bener..
untung juniorku tahan juga.
Apalagi sensasi yang timbul saat bibir
Fifi makin turun menjalari batang juniorku yang keras dan penuh
urat-urat. Waduh, gesekannya sukar dilukiskan (namanya juga pertama
kali) apalagi saat itu juga helm di kepala kemaluanku dijilati oleh
lidah hangat Fifi. Wow.. mana tahan, beneran mau ngecret rasanya.
Dan saat jepitan erat bibir Fifi, kakak
tersayangku ini semakin turun kearah bulu-bulu kemaluanku yang mulai
memenuhi pangkal senjataku, ujung kepala helm si junior juga menyentuh
daging halus dan lembut langit-langit tenggorokan Fifi. Weleh.. weleh..
gila man.. nikmat sekali! dan, “Cret.. cret.. cret.. cret.. cret..”
beberapa kali aku ngecret. Kulirik ke sana, si Fifi melirikku juga, gile
pandangannya itu.. wow.. sexy sekali.. (sering aku membanyangkan dan
terbayang-bayang terus wajah Fifi saat dia sedang mengkaraoke barangku)
Gile deh, masih muda gini si Fifi sudah jago mengisap senjataku. Dia
suka lagi.. tidak setetespun cairan maniku yang meleleh dari mulutnya.
Wah di Bohongin film tuh, paling yang sampai meleleh gitu yah karena si
ceweknya tidak mau menelan protein yang kita keluarkan, atau mungkin di
film tuh sperma meleleh karena memang asyik melihat dan menonton cairan
yang meleleh.
“Fiii… aduh.. enak sekaliii…” kataku
merintih perlahan. Kencang-kencang takut orang tuaku mendengar lagi.
Gile loh.. ini taboo, pamali.. incest.
“Jon.. hadiahnya belum selesai.. ini baru foreplay-nya buat elu…”
Hah..! Gile bener.. apalagi nih?
“Jon.. hadiahnya belum selesai.. ini baru foreplay-nya buat elu…”
Hah..! Gile bener.. apalagi nih?
“Elu basahin memekku dengan ciuman yang
tadi aku ajarin yah? sementara aku bikin burung elu tegang lagi.” kata
Fifi lalu berdiri dan membuka CD-nya secepat kilat.
Kemudian dia menungging mengambil posisi 69 persis seperti gambar-gambar di internet yang kulihat kalau ada pasangan yang saling mengisap.
Kemudian dia menungging mengambil posisi 69 persis seperti gambar-gambar di internet yang kulihat kalau ada pasangan yang saling mengisap.
Begitu Fifi dalam posisi mengangkang
dengan pahanya terbuka lebar, harum liang kewanitaannya langsung tercium
olehku. Gile bener.. nikmat sekali.. enak loh mencium bau khas liang
kewanitaan cewek, wah pantesan banyak gambar orang lagi ismek dan jimek
yah? Mula-mula kujilati dulu belahan liang kewanitaan si Fifi yang
terlihat sudah mulai basah, lalu setelah beberapa kali dijilat dengan
ujung lidah sampai badan lidahku juga, gelambir bibir luar si Fifi yang
warnanya kemerahan dikit itu mulai membuka dan melebar. Nah habis itu
jangan lupa pasti sasaran kita bibir dalam mungil yang warnanya pink.
Sebelumnya pastikan lagi deh, jilati terus dari batas liang kewanitaan
luar paling bawah dekat perbatasan anus sampai arah klitorisnya, tentu
dengan jilatan panjang tanpa terputus, dijamin kegelian tuh cewek yang
kita jilati. Nah begitu diulang beberapa kali.. asyik.. terasa kan sari
buah segar dari tubuh cewek seperti yang kulakukan pada Fifiku ini,
kalau terasa juice-nya mulai berkurang kan kurang asyik, ganti lagi
dengan mengulum seluruh bibir luarnya yang melambai-lambai, yah mengulum
dan menghisap lah, terus sambil sedikit jilat dan sedot terus, sehingga
sisa juice dari tubuhnya dan sedikit sisa pada lidah kita tetap saja
bisa kita nikmati terus. Biasanya cewek kegelian dan memproduksi lagi
juice alami ini dari dalam tubuhnya. Wow.. asyik pasti deh kalau normal
sama-sama menikmati kita dapat bonus lagi banyak juice.
“Aaahh.. enak Jon.. terus.. terus..” kata Fifi.
“Iya Fi.. blp.. aku juga keenakan.. slup.. slup.. dikaraokein elu itu.. slup..” jawabku.
“Blp.. blp.. ehm.. blp.. blp..” tidak jelas deh apa jawaban Fifi, yang jelas aku ingin sekali hadiahnya berlanjut terus sekalian juga aku membalas kenikmatan pada si Fifi dong, biar adil.
Saling jilat dan isep yang kami lakukan kuulangi lagi. Kali ini kutambah dengan jurus baru, gara-gara melihat gambar di internet (wah lihat gambar porno berguna juga kadang-kadang yah?). Aku mencoba memasukkan lidah ke dalam liang senggama si Fifi yang mungil tempat keluarnya juice nikmat tadi. Lubang itu sih terlihat nafsuin banget. Jelas terlihat empot-empotan membuka menutup dengan gerakan-gerakan merangsang nafsuku. Karena batang kejantananku letaknya jauh, yang paling praktis yah lidah dong. Kudorong-dorong saja lidahku memasuki lubang di liang kewanitaan kakak sexy-ku ini, sambil sesekali jurus-jurus gerakannya kugabung dengan menjilat celah liang kewanitaan dan mengulum semua bibir bawah si Fifi. Wah nikmat sekali, untung si Fifi sudah memberi kursus kilat cara ciuman dan kulum-kuluman.
“Iya Fi.. blp.. aku juga keenakan.. slup.. slup.. dikaraokein elu itu.. slup..” jawabku.
“Blp.. blp.. ehm.. blp.. blp..” tidak jelas deh apa jawaban Fifi, yang jelas aku ingin sekali hadiahnya berlanjut terus sekalian juga aku membalas kenikmatan pada si Fifi dong, biar adil.
Saling jilat dan isep yang kami lakukan kuulangi lagi. Kali ini kutambah dengan jurus baru, gara-gara melihat gambar di internet (wah lihat gambar porno berguna juga kadang-kadang yah?). Aku mencoba memasukkan lidah ke dalam liang senggama si Fifi yang mungil tempat keluarnya juice nikmat tadi. Lubang itu sih terlihat nafsuin banget. Jelas terlihat empot-empotan membuka menutup dengan gerakan-gerakan merangsang nafsuku. Karena batang kejantananku letaknya jauh, yang paling praktis yah lidah dong. Kudorong-dorong saja lidahku memasuki lubang di liang kewanitaan kakak sexy-ku ini, sambil sesekali jurus-jurus gerakannya kugabung dengan menjilat celah liang kewanitaan dan mengulum semua bibir bawah si Fifi. Wah nikmat sekali, untung si Fifi sudah memberi kursus kilat cara ciuman dan kulum-kuluman.
Sukar dilukiskan kenikmatan yang
kudapatkan deh, bayangkan saja, kakakku yang sexy sedang mengkaraoke
senjataku, sambil liang kewanitaannya kujilati.
“Jon.. kayaknya elu sudah siap menerima
hadiah lanjutannya nih,” kata si Fifi yang buru-buru bangun dan ganti
posisi, kali ini dia berjongkok di atas pinggangku. Hehehe.. dia yang
tidak tahan tuh. Asyik.. pasti aku akan bersenggama dengan kakak
cantikku ini. Yang jelas sih memang batang kejantananku tidak ciut-ciut
tuh. Alasan si Fifi saja untuk membuat liang kewanitaannya lebih basah
dulu supaya kami bersetubuhnya lebih gampang, daripada alasan membuat
juniorku ngaceng lagi
Dengan satu tangan memegang juniorku dan
satu tangan lagi membuka celah liang kewanitaannya, Fifi menunduk
melihat jelas-jelas supaya tidak meleset adegan persetubuhan kami yang
pertama ini. Aku juga sampai menaikkan kepala kok walau sudah diganjal
bantal tinggi. Gila kelihatan banget bibir kemaluan Fifi yang membuka
dan siap disusupi oleh batang kejantananku yang ngaceng berat. Si Fifi
perlahan-lahan menurunkan pinggulnya dan juniorku, helmnya terasa
menyentuh belahan hangat basah liang kewanitaan Fifi. Makin si Fifi
menurunkan pinggulnya, helm si Junior semakin tidak terlihat dengan
perasaanku yang semakin keenakan.
Si Fifi yang tidak sabar begitu helm si
Junior hilang dari pandangannya langsung menduduki pinggulku, yah sudah
amblaslah seluruh batang tubuh si Junior dan batang kejantananku itupun
lenyap dari pandangan.
“Aow… sakit Fi..” maunya aku sih teriak, habis mendadak gitu kulit batang kejantananku tertarik oleh jepitan erat dinding kewanitaan si Fifi. Terasa sekali gesekan dan tarikan kulit itu loh.
“Sstt.. jangan berisik.. aku juga sakit Jon.. kurang pas kali..” kata si Fifi lalu dia mencabut batang kejantananku dengan mengangkat pinggulnya lagi. Waw.. kenikmatan yang dirasakan tidak terlukiskan deh. Tidak sampai lepas semuanya, kali ini si Fifi menggoyang-goyang dulu pinggulnya sedikit untuk memperlancar pelumas atau arah yang tepat, aku tidak tahu deh. Lalu dia menurunkan lagi perlahan saja dulu. Nah ini baru mantap.. Pas masuknya. Sambil si Fifi goyang kiri kanan dikit dan maju mundur dikit, akhirnya batang kejantananku terbenam mantap di dalam liang kenikmatan kakak tersayangku. Duh.. ujung batang kejantananku menyentuh apaan yah? Jangan-jangan rahimnya kali!
“Aow… sakit Fi..” maunya aku sih teriak, habis mendadak gitu kulit batang kejantananku tertarik oleh jepitan erat dinding kewanitaan si Fifi. Terasa sekali gesekan dan tarikan kulit itu loh.
“Sstt.. jangan berisik.. aku juga sakit Jon.. kurang pas kali..” kata si Fifi lalu dia mencabut batang kejantananku dengan mengangkat pinggulnya lagi. Waw.. kenikmatan yang dirasakan tidak terlukiskan deh. Tidak sampai lepas semuanya, kali ini si Fifi menggoyang-goyang dulu pinggulnya sedikit untuk memperlancar pelumas atau arah yang tepat, aku tidak tahu deh. Lalu dia menurunkan lagi perlahan saja dulu. Nah ini baru mantap.. Pas masuknya. Sambil si Fifi goyang kiri kanan dikit dan maju mundur dikit, akhirnya batang kejantananku terbenam mantap di dalam liang kenikmatan kakak tersayangku. Duh.. ujung batang kejantananku menyentuh apaan yah? Jangan-jangan rahimnya kali!
“Oohhh.. Joni sayang..” si Fifi kakakku
ini diam tidak bergerak lagi punggulnya tetapi bagian atas tubuhnya
rebah menindihku. Dadanya yang padat berisi, menindih dadaku, dan
wajahnya dekat sekali di depan wajahku.
“Fi.. gue boleh mengusap-usap badan elu nggak?” aku bertanya, takut melanggar janji. Dia tersenyum lalu mengangguk saja, dan buru-buru mulutku di cipok. Keras! bibirku sampai terbetot karena menciumnya dengan sedotan segala. Belum kaget aku atas kejadian itu, dia mencium lagi kali ini bibirku dilumatnya dan kamipun bersilat bibir lagi.
“Fi.. gue boleh mengusap-usap badan elu nggak?” aku bertanya, takut melanggar janji. Dia tersenyum lalu mengangguk saja, dan buru-buru mulutku di cipok. Keras! bibirku sampai terbetot karena menciumnya dengan sedotan segala. Belum kaget aku atas kejadian itu, dia mencium lagi kali ini bibirku dilumatnya dan kamipun bersilat bibir lagi.
Aku tersadar akan ujung si junior yang menyentuh sesuatu di dalam sana.
“Fi.. elu bisa hamil nggak nih?” tanyaku dengan nada khawatir. Lah iya.. gila kali menghamili kakak sendiri, bersenggama dengan kakak kandung saja sudah perbuatan gila-gilaan. Apalagi sampai hamil.
“Tenang Jon.. baru saja gue selesai mens kok tadi pagi baru bersih..”
Hah? aku yang melongo.. pantesan saja dia juga sakit waktu kami baru bersatu tadi walaupun sudah becek sejak kujilati liang kewanitaannya.
“Fi.. elu nggak perawan sejak kapan nih?” tanyaku.
“Eh.. nakal yah tanya-tanya.. nggak usah di omongin deh.. nikmati saja yah Joni sayang..” kata si Fifi, yah sudah. Tapi kulihat dia jadinya sedih tuh gara-gara aku bertanya soal itu. Kami memang terdiam jadinya. Fifi cuma diam saat menindihku tanpa bergerak dengan memiringkan kepalanya di wajahku. Hidung kami bersentuhan. Aku menikmati sekali saat-saat ini. Saat-saat indah bersatu dengan kakak tersayangku. Dengusan nafas halusnya menyapu wajahku juga dengan keharuman nafas segarnya. (wah jangan-jangan tadi kumur-kumur dengan close-up cair dulu kali nih) Tanganku mengusap-usap punggungnya yang halus tapi sedikit berkeringat karena kupegang dalam keadaan lembab. Mungkin posisinya kurang enak, si Fifi menggerakkan bagian bawah tubuhnya sedikit. Wow.. sensasi dalam lubang tempat kami bersatu itu nikmat sekali.
“Fi.. elu bisa hamil nggak nih?” tanyaku dengan nada khawatir. Lah iya.. gila kali menghamili kakak sendiri, bersenggama dengan kakak kandung saja sudah perbuatan gila-gilaan. Apalagi sampai hamil.
“Tenang Jon.. baru saja gue selesai mens kok tadi pagi baru bersih..”
Hah? aku yang melongo.. pantesan saja dia juga sakit waktu kami baru bersatu tadi walaupun sudah becek sejak kujilati liang kewanitaannya.
“Fi.. elu nggak perawan sejak kapan nih?” tanyaku.
“Eh.. nakal yah tanya-tanya.. nggak usah di omongin deh.. nikmati saja yah Joni sayang..” kata si Fifi, yah sudah. Tapi kulihat dia jadinya sedih tuh gara-gara aku bertanya soal itu. Kami memang terdiam jadinya. Fifi cuma diam saat menindihku tanpa bergerak dengan memiringkan kepalanya di wajahku. Hidung kami bersentuhan. Aku menikmati sekali saat-saat ini. Saat-saat indah bersatu dengan kakak tersayangku. Dengusan nafas halusnya menyapu wajahku juga dengan keharuman nafas segarnya. (wah jangan-jangan tadi kumur-kumur dengan close-up cair dulu kali nih) Tanganku mengusap-usap punggungnya yang halus tapi sedikit berkeringat karena kupegang dalam keadaan lembab. Mungkin posisinya kurang enak, si Fifi menggerakkan bagian bawah tubuhnya sedikit. Wow.. sensasi dalam lubang tempat kami bersatu itu nikmat sekali.
“Fifi kakakku sayang, ngapain lagi nih
sekarang..” tanyaku bingung. Nah tanpa menjawab dia bangkit dari
menindih badanku. Kali ini dia benar-benar menduduki pinggangku. Wow
buah dadanya yang mantap memerah karena tertindih tadi terlihat semakin
indah saja. Putingnya juga ngaceng banget lagi, mancung.
“Nikmati yah Jon, jangan bergerak-gerak pinggulnya..” kata si Fifi.
“Ok boss..” Lalu mulailah si Fifi bergerak-gerak. mula-mula sih gerakannya cuma memajumundurkan pinggulnya saja sehingga batang kejantananku yang terbenam dalam-dalam tidak keluar sedikitpun, tapi didalam sana rasanya. Wah.. coba sendiri deh komentarku. Kalau aku bilang enak entar tidak percaya. Pokoknya sukar dilukiskan. Ujung kepala si Junior terutama helm junior tuh yang menikmati banget gesekan-gesekan di dalam rongga persetubuhan kami, sepertinya sih menyentuh-nyentuh sesuatu benda yang agak kenyal? seperti ada dodol bola deh di dalam sana. Apa iya itu rahim. Kepala si Junior mengelilingi dan menyenggol-nyenggol dodol bola itu. Gile bener.. sensasi yang ditimbulkan luar biasa enaknya, beneran loh aku terasa banget dan yakin, lubang kecil di helm si junior menyentuh dan disentuh sesuatu di dalam sana.
“Nikmati yah Jon, jangan bergerak-gerak pinggulnya..” kata si Fifi.
“Ok boss..” Lalu mulailah si Fifi bergerak-gerak. mula-mula sih gerakannya cuma memajumundurkan pinggulnya saja sehingga batang kejantananku yang terbenam dalam-dalam tidak keluar sedikitpun, tapi didalam sana rasanya. Wah.. coba sendiri deh komentarku. Kalau aku bilang enak entar tidak percaya. Pokoknya sukar dilukiskan. Ujung kepala si Junior terutama helm junior tuh yang menikmati banget gesekan-gesekan di dalam rongga persetubuhan kami, sepertinya sih menyentuh-nyentuh sesuatu benda yang agak kenyal? seperti ada dodol bola deh di dalam sana. Apa iya itu rahim. Kepala si Junior mengelilingi dan menyenggol-nyenggol dodol bola itu. Gile bener.. sensasi yang ditimbulkan luar biasa enaknya, beneran loh aku terasa banget dan yakin, lubang kecil di helm si junior menyentuh dan disentuh sesuatu di dalam sana.
“Oohhh Jon..”
“Ya.. Fi..”
“Oohhh Jon.. Sayang..”
“Ya.. Fifi sayang..”
“Jon.. aaahh..”
“Ya Fifi kakakku tercinta.. eugh..”
“Oohhh Jon.. Sayang.. enak sekali.. kamu enak Yang?”
“Ya Fifi sayang… wah nikmat sekali aaah.. enak Fi..”
“Pegang dan remas-remas tetekku dong Jon..” kata si Fifi dengan manja.
“Wah tetek kamu mantap banget Fi.. pas susunya.. kenceng lagi..” pujian jujur dariku keluar deh.
“Oohhh Jon… terus Jon.. lebih kuat remasnya..”
“Ya Fi.. lebih enak?”
“Ooohh Jon.. terus Jon.. putingnya juga..”
“Oohhh.. aahhh Joniii..”
“Eh Fi.. jangan kenceng-kenceng..” kataku khawatir juga, habis makin lama semakin kenceng saja desahan dan suara Fifi yang keluar dari bibir sexy-nya itu.
“Ya.. Fi..”
“Oohhh Jon.. Sayang..”
“Ya.. Fifi sayang..”
“Jon.. aaahh..”
“Ya Fifi kakakku tercinta.. eugh..”
“Oohhh Jon.. Sayang.. enak sekali.. kamu enak Yang?”
“Ya Fifi sayang… wah nikmat sekali aaah.. enak Fi..”
“Pegang dan remas-remas tetekku dong Jon..” kata si Fifi dengan manja.
“Wah tetek kamu mantap banget Fi.. pas susunya.. kenceng lagi..” pujian jujur dariku keluar deh.
“Oohhh Jon… terus Jon.. lebih kuat remasnya..”
“Ya Fi.. lebih enak?”
“Ooohh Jon.. terus Jon.. putingnya juga..”
“Oohhh.. aahhh Joniii..”
“Eh Fi.. jangan kenceng-kenceng..” kataku khawatir juga, habis makin lama semakin kenceng saja desahan dan suara Fifi yang keluar dari bibir sexy-nya itu.
Kali ini Fifi menunduk deh jadinya,
mulutnya mencium mulutku lagi, nah suaranya kan cuma nafas doang tuh.
Wah ada yang seru lagi. Kali ini Fifi mulai menggerakkan pinggulnya naik
turun. Gila, rasanya gesekan batang kejantananku pada dinding liang
kewanitaan Fifi yang menggenggam erat itu loh. Waw.. enak gila.. lebih
enak dari Frozz deh. Sensasi yang di timbulkan sampai naik ke kepalaku,
buktinya waktu melewati leher dan mulut nafasku semakin menderu-deru.
Terbukti dong semakin enak.. asyik loh.
Cukup lama juga Fifi melakukan olahraga
turun naik di atas pinggangku, pasti dia capek juga, habis biarpun AC
kamarku dingin punggungnya keringatan tuh. Tanganku sampai basah
telapaknya waktu mengusap-usap terus dari tadi. Tiba-tiba saja Fifi
menggerakkan pinggulnya semakin cepat dan makin keras menghujam kearah
batang kejantananku, makin mantap deh tusukan-tusukannya. Lalu lidahku
disedot kuat-kuat dan dia roboh lemas setelah tegang-tegang dikit
sebelumnya. Wah…. ini orgasme kali yah? Kok aku kaga ngecret sih kata
siapa orgasmenya cewek dan cowok mesti barengan?
Aku iseng ah, walau tidak disuruh
kugoyang pinggulku menyodok naik dikit. Habis si Fifi diam sih, padahal
tadi lagi asyik menggoyangkan pinggulnya.
“Oohhh Joni.. sayang.. nakal yah.. tapi enak Jon.. enak sekali.. iya terus Jon.. kamu enak Yang?”
“Ya.. Fifiku sayang.. kamu sudah orgasme yah.. wah licin nih Fi jadinya tapi nikmat juga kok aaah.. enak Fi.. enak sekali..”
“Iya Jon.. tadi aku mencapai surga tuh.. lidah elu nggak kegigit kan?” tanya si Fifi. Wah dia tidak sadar tadi menyedot kuat-kuat lidahku, dan dugaanku dia mencapai orgasme ternyata benar. Wah untung tidak digigit ya lidahku. Kalau tidak saat dia lupa gitu salah-salah aku jadi si bisu Joni lagi hehehe… habis lidahnya putus.
“Ya.. Fifiku sayang.. kamu sudah orgasme yah.. wah licin nih Fi jadinya tapi nikmat juga kok aaah.. enak Fi.. enak sekali..”
“Iya Jon.. tadi aku mencapai surga tuh.. lidah elu nggak kegigit kan?” tanya si Fifi. Wah dia tidak sadar tadi menyedot kuat-kuat lidahku, dan dugaanku dia mencapai orgasme ternyata benar. Wah untung tidak digigit ya lidahku. Kalau tidak saat dia lupa gitu salah-salah aku jadi si bisu Joni lagi hehehe… habis lidahnya putus.
“Jon.. biar elu lebih menikmati
hadiahnya, ganti posisi yah?” tawar si Fifi padaku. Asyik.. doggy style
boleh aku praktikkan nih.
“Gaya nungging yah Fi?”
“Elu mau gaya begitu?”
“Iya Fi.. kayak di foto dalam internet.”
“Hayo deh berhubung ini hadiah..”
“Gaya nungging yah Fi?”
“Elu mau gaya begitu?”
“Iya Fi.. kayak di foto dalam internet.”
“Hayo deh berhubung ini hadiah..”
Kamipun berganti gaya jadi doggy style.
Cuma sebentar saja, walaupun seru aku melihat Fifi dari belakangnya,
dengan kulit punggung mulus walau berkeringat, pinggangnya yang ramping
dan buah pantatnya yang besar jelas pemandangan indah tersendiri. Tapi..
ada yang bikin gaya ini jadi sebentar. Setiap kali kusodok maju batang
kejantananku semakin ke dalam rongga liang kewanitaan si Fifi, dia
seperti tersendak kesakitan.
“Kamu nggak enak yah Fi?” tanyaku pelan-pelan takut menyakiti kakak tersayangku.
“Nggak pa-pa, terusin saja, yang penting kamu senang..” jawab Fifi, weleh-weleh.. baru dua sodokan lagi reaksinya sama saja, kesakitan. Wah aku tidak mau jadi adik tidak berbudi. Dikasih hadiah sangat nikmat begini masak dengan tega menyakiti kakak tersayang sih?
“Nggak pa-pa, terusin saja, yang penting kamu senang..” jawab Fifi, weleh-weleh.. baru dua sodokan lagi reaksinya sama saja, kesakitan. Wah aku tidak mau jadi adik tidak berbudi. Dikasih hadiah sangat nikmat begini masak dengan tega menyakiti kakak tersayang sih?
“Fi.. ganti gaya lagi deh.. gaya apalagi yang kamu mau dan kamu anggap akan menyenangkan Joni?”
“Oh.. Joni sayang.. aku bener-bener sayang sama elu Jon..” kata Fifi begitu mengakhiri persetubuhan kami dan berbalik menghadap dan memelukku dengan erat. Lagi-lagi aku di cium olehnya, kali ini sebentar saja lalu dia mengambil posisi persis di tengah ranjang dan mengangkang lebar-lebar, dengkulnya ditekuk naik sampai dekat kepalanya.
“Oh.. Joni sayang.. aku bener-bener sayang sama elu Jon..” kata Fifi begitu mengakhiri persetubuhan kami dan berbalik menghadap dan memelukku dengan erat. Lagi-lagi aku di cium olehnya, kali ini sebentar saja lalu dia mengambil posisi persis di tengah ranjang dan mengangkang lebar-lebar, dengkulnya ditekuk naik sampai dekat kepalanya.
Wah.. ini posisi surga bagiku. Gile
bener.. melihatnya saja si Junior terkejut. Bibir luar liang kewanitaan
Fifi otomatis merekah (karena indahnya bentuk bibir itu kadang-kadang
ada yang mengumpamakan sebagai bunga yang merekah) bibir dalamnya yang
berwarna pink dan tidak kalah sexy-nya di mataku ikutan merekah juga,
membuka gerbang surganya yang berupa lubang hitam menantang untuk
ditutupi oleh batang kejantananku.
Aku dengan masih berlutut bergerak
mendekati pintu surga itu, dan dengan posisi sedikit berlutut itulah
kutempelkan juniorku di pintu surga yang gelap itu. Kugesek sedikit
seperti dalam BF lalu karena memang masih becek-becek dikit yah lancar
saja kucelupin si junior dan batang kejantananku itu semuanya. Waw..
gesekan dinding liang kewanitaan kakakku ini masih saja mantap dan
kesat, seret juga malah.
“Aahhh..” si Fifi malah yang bersuara.
“Enak Fi?”
“Iya gerakin keluar masuk dong Jon..”
Aku menurut deh, kugerakkan pelan-pelan saja. Tips; gerakkan ini sebaiknya divariasikan antara gerakan menusuk dengan seluruh tubuh dan gerakan menusuk menggunakan pinggul saja. Dengan gerakan pinggul saja tusukan batang kejantanan kita semakin dalam loh! dan semakin membuat cewek kita keenakan. Kata salah seorang teman cewekku sih, membawa cewek tembus surga ke-7. Apalagi dengan tusukan perlahan-lahan tapi mantap. Gocekan kiri kanan saat menusuk sebaiknya memang melingkari dodol bola di dalam sana, alias memoles seluruh permukaan bola dodol itu. Waw.. gocekan begini selain kitanya enak juga, kujamin, cewek normal akan segera mencapai orgasme dengan cukup cepat. Asal jangan lonte saja deh yang sudah kecapekan melayani langganan (dulu-dulu juga hooker high class senang sama aku gara-gara mereka ngakunya mencapai orgasme dengan teknikku ini, maklum si Joni pantang mencapai orgasme dibawah 1/2 jam, biasanya malah lebih 1 jam, yang penting mengatur pernafasan dan pikiran kita).
“Enak Fi?”
“Iya gerakin keluar masuk dong Jon..”
Aku menurut deh, kugerakkan pelan-pelan saja. Tips; gerakkan ini sebaiknya divariasikan antara gerakan menusuk dengan seluruh tubuh dan gerakan menusuk menggunakan pinggul saja. Dengan gerakan pinggul saja tusukan batang kejantanan kita semakin dalam loh! dan semakin membuat cewek kita keenakan. Kata salah seorang teman cewekku sih, membawa cewek tembus surga ke-7. Apalagi dengan tusukan perlahan-lahan tapi mantap. Gocekan kiri kanan saat menusuk sebaiknya memang melingkari dodol bola di dalam sana, alias memoles seluruh permukaan bola dodol itu. Waw.. gocekan begini selain kitanya enak juga, kujamin, cewek normal akan segera mencapai orgasme dengan cukup cepat. Asal jangan lonte saja deh yang sudah kecapekan melayani langganan (dulu-dulu juga hooker high class senang sama aku gara-gara mereka ngakunya mencapai orgasme dengan teknikku ini, maklum si Joni pantang mencapai orgasme dibawah 1/2 jam, biasanya malah lebih 1 jam, yang penting mengatur pernafasan dan pikiran kita).
Memang tidak lama berlangsung, si Fifi
kakak tersayangku ini buru-buru melebarkan kakinya lagi dan tangannya
buru-buru meraih leherku untuk diciumi lagi. Gila ciumannya buas sekali,
cepat dan srobotan terus. Pokoknya ciuman buas yah begitulah kali.
Tiba-tiba saja aku yang tetap mengatur enak-enak tusukan mantap dalam
persetubuhan kami terkaget lagi. Bibirku disedot keras lagi. Kali ini
karena aku tahu bahwa si Fifi mungkin mencapai orgasme. Aku siaga,
sengaja mulutku makin merapat, menjaga giginya kalau-kalau menggigit.
Berhasil.. tidak kena gigit.
“Oohhh Jon.. sayang.. enak sekali.. ooohh Jonii.. sss.. kamu enak Yang?”
“Ya.. Fifi sayang.. aahhh.. nikmat sekali Fi.. aaah.. enak Fi..”
“Gila Jon.. elu belum mau keluar lagi yah?” tanya si Fifi setelah agak reda capeknya.
“Adik siapa dulu dong?” wah sempat-sempatnya kami yang sedang bercumbu begitu bercanda juga. Tuh hidungku dipencet si Fifi yang masih dalam posisi mengangkang heboh dan kutusuk, eh pompa deh.
“Enak nggak Jon hadiahku?”
“Bukan enak lagi Fi.. indah dan bagus sekali.. aku nggak mungkin bisa membalas hadiah seperti ini..” jawabku.
“Ah Joni.. Joni.. adikku sayang.. kalau bukan adikku.. aku mau aja deh pacaran sama elu Jon..”
“Loh memangnya sekarang kagak bisa apa?”
Akhirnya sambil bercinta dengan hot terus sebelum aku ngecret lagi kami ngobrol-ngobrol sedikit.
“Ya.. Fifi sayang.. aahhh.. nikmat sekali Fi.. aaah.. enak Fi..”
“Gila Jon.. elu belum mau keluar lagi yah?” tanya si Fifi setelah agak reda capeknya.
“Adik siapa dulu dong?” wah sempat-sempatnya kami yang sedang bercumbu begitu bercanda juga. Tuh hidungku dipencet si Fifi yang masih dalam posisi mengangkang heboh dan kutusuk, eh pompa deh.
“Enak nggak Jon hadiahku?”
“Bukan enak lagi Fi.. indah dan bagus sekali.. aku nggak mungkin bisa membalas hadiah seperti ini..” jawabku.
“Ah Joni.. Joni.. adikku sayang.. kalau bukan adikku.. aku mau aja deh pacaran sama elu Jon..”
“Loh memangnya sekarang kagak bisa apa?”
Akhirnya sambil bercinta dengan hot terus sebelum aku ngecret lagi kami ngobrol-ngobrol sedikit.
Aku tidak menyinggung soal keperawanan
dan pacarnya sekarang. Dia cuma cerita batang kejantananku adalah yang
terpanjang dan terbesar yang pernah dia rasakan, padahal dia baru
mencoba 2 batang kejantanan selain punyaku.
“Fi.. gara-gara cerita ngesek dan soal batang kejantananku yang super menurut elu, kayaknya aku mau keluar lagi nih..”
“Aahhh.. Joni.. Sayang.. jangan takut.. aku sayang banget sama elo Jon.. silakan saja keluarkan di dalam rahimku Jon.. jangan khawatirkan apa-apa..” kata si Fifi sambil mengusap-usap perutku segala sekaligus mengusap-usap wajahku. Ah mana tahan aku melihat wajah manisnya yang cantik dan tersenyum terus melihatku. Kupompa semakin cepat dikit deh dan dalam-dalam setiap tusukannya.
“Aahhh.. Joni.. Sayang.. jangan takut.. aku sayang banget sama elo Jon.. silakan saja keluarkan di dalam rahimku Jon.. jangan khawatirkan apa-apa..” kata si Fifi sambil mengusap-usap perutku segala sekaligus mengusap-usap wajahku. Ah mana tahan aku melihat wajah manisnya yang cantik dan tersenyum terus melihatku. Kupompa semakin cepat dikit deh dan dalam-dalam setiap tusukannya.
“Oohhh.. oh.. ah.. ahhh.. heh.. heh..
eh.. eh..” begitulah suara kami berdua akhirnya gara-gara aku
mempercepat irama persetubuhan kami. “Jonn.. aku keluar lagi nih.. aaahh
Joniii…” Wah tampang sexy si Fifi saat mencapai Orgasmenya yang ketiga
kali ini tidak bisa kutahan lagi deh, apalagi wajahnya yang memerah
berusaha tetap tersenyum senang dan tidak memejamkan matanya tapi
melihat ke dalam mataku. Wah.. sudah nyobain belum bersetubuh sampai
ceweknya mencapai orgasme tapi tidak merem tuh cewek, nah tampangnya
cewek begitu menurutku adalah tercantik darinya. Dan biasanya nikmat
melihat wajah cewek saat mencapai orgasme, sepertinya lebih enak dari
orgasme itu sendiri bagiku. Makanya hobiku bikin orgasme cewek, bukannya
aku orgasme duluan, tidak sedikit kok aku malah tidak orgasme saat
bersatu dengan cewek. Sweer.. mula-mula kupikir aku impoten, tetapi
ternyata sebagian cewek bilang malah aku terlalu perkasa urusan ranjang
dan senggama begitu, Well nggak tahu deh, walaupun hobby bercinta,
kupikir tidak perlu setiap bersenggama kita mengeluarkan sperma dong?
“Cret.. cret.. cret..” entah berapa kali
saat ini aku ngecretnya. Yang jelas cairan hangatku menembak bola dodol
dalam medan tempur kami berdua. Wah saat terkejut, begitu kenikmatannya
sukar dilukiskan juga loh. Aku sampai roboh kecapaian dalam pelukan si
Fifi yang masih ngangkang terus.
“Oohhh Fifi sayang..”
“Yah.. Joni adikku sayang..”
“Hadiah kamu tak ternilai Fi..”
“Yah.. Joni adikku sayang..”
“Hadiah kamu tak ternilai Fi..”
Malam itu kami tidur seranjang. Bohong
besar kalau aku cerita senggama sampai pagi. Aku kecapaian kok.
Sepertinya waktu baru berbaring sama-sama sebelum tidur, karena kami
sama-sama capek untuk matiin lampu, aku melihat hari sudah pukul 3 pagi.
Dalam ngobrol-ngobrol sebelum pulas,
sepertinya si Fifi cerita, perawannya hilang waktu SMA kelas 2, saat
pergi ke luar kota barengan kakak kelas lalu sekarang ini sehabis
menikmati dan tahu si Fifi tidak perawan lagi, pacarnya yang di kampus
mulai menjauhinya, jadi dia kosong tuh saat ini, belum ketemu cowok yang
sreg.
Dan sebelum pulas kami juga
berandai-andai, siapa tahu saja bisa sama-sama terus setiap malam minggu
pergi barengan saja. Soal tidur malam sih, sepertinya pintu penghubung
antar kamar kami mesti dicari kuncinya tuh, maklum sudah lama tidak
pernah dibuka.
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar
Luangkan Waktu Sejenak Untuk memberi komentar...
Untuk kemajuan blog, bantu Admin dengan cara mengshare ke teman" yang lain...
Happy Reading... :)