Sungguh aku tak pernah membayangkan sebelumnya untuk memergoki orang bercinta. Apalagi kalau orang itu adalah kakakku sendiri. Namun demikianlah yang terjadi. Tanpa sengaja aku melihat permainan ranjang antara kakakku dengan seorang mahasiswa yang magang di rumahku. Peristiwa yang tak terduga itu membuatku mula-mula shock namun secara tak terduga justru akhirnya aku menikmatinya sampai akhir. Sekilas tentang diriku, aku adalah cowok berumur 19 tahun sementara kakakku 2 tahun lebih tua dariku. Orangnya cukup cantik serta bodinya cukup oke. Bra-nya berukuran 34B. Kulitnya putih mulus. Ia termasuk orang yang cukup cuek dalam menonjolkan ke-sexy-an tubuhnya apalagi kalau di rumah. Sejak awal aku memang mempunyai pikiran yang agak "miring" kepadanya dikarenakan dari tingkah lakunya. Namun ini hanya terpendam di dalam pikiranku saja. Tak pernah aku mempunyai niat untuk melakukan perbuatan yang lebih jauh kepadanya. Kuingat pertama kali ia memakai bra saat kelas 2 SMP. Sebelum itu pernah beberapa kali aku melihatnya telanjang, terakhir sampai ia kelas 1 SMP aku pernah melihatnya telanjang dada. Dadanya sudah agak menonjol namun saat itu aku masih tak punya pikiran apa-apa. Setelah ia memakai bra, justru aku menjadi penasaran ingin melihat payudaranya. Apalagi dadanya makin lama makin membesar sementara sejak ia memakai bra, ia tidak pernah telanjang di depanku lagi. Saking penasarannya aku suka melihat dan memegang- megang bra-nya (tentunya saat tidak dikenakan). Dari situ aku tahu ukurannya adalah 34B. Sejak itu aku ingin sekali melihat seperti apa payudaranya. Namun aku tidak mendapat kesempatan itu sampai suatu ketika saat ia kelas 3 SMU. Malam menjelang tidur, ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengannya. Saat aku masuk ke kamarnya, aku agak kaget menyaksikan dadanya kelihatan bergerak-gerak cukup bebas. Kulihat ada BH yang tergeletak di ranjang. Jangan-jangan ia tidak memakai BH di balik bajunya, pikirku. Aku menjadi yakin saat kulihat ada dua tonjolan di dadanya yang menembus bajunya. Bajunya tidak terlalu tipis namun juga tidak cukup tebal untuk menyembunyikan kedua putingnya yang bergerak-gerak dengan bebasnya. Aku menjadi agak salah tingkah. Tanpa sadar kurasakan batang kemaluanku menjadi tegang menyaksikan hal itu. Sementara ia dengan cueknya berbicara denganku seolah-olah tidak ada apa-apa, membuatku beberapa kali mencuri-curi pandang ke arah dadanya. Saat ia membungkuk di depanku, tentunya tak kusia-siakan kesempatan untuk melihat dadanya yang indah dan mulus. Hanya sayangnya tak sampai kelihatan putingnya. Kemudian ia mengatakan ingin mengambil tasnya di luar, buru-buru kutawarkan untuk mengambilkannya. Aku agak was-was ia keluar saat itu karena Amat, pembantuku sedang nonton TV di ruang tamu saat aku masuk ke sini. Jangan-jangan ia masih di sana. Kalau sampai Amat melihat kakakku seperti itu kan bisa berabe. Apalagi kalau ia sampai tidak bisa mengendalikan nafsunya, bisa fatal akibatnya. Malam itu aku mimpi basah. Dalam mimpiku, kakakku mengambil tasnya. Sementara Amat menjadi bernafsu saat melihat payudara kakakku (dalam mimpiku, kakakku mengenakan baju transparan). Ia menatap terus memandangi kakakku yang sedang telanjang dengan penuh nafsu. Kemudian ia mendekati kakakku dan langsung menciumi bibirnya. Kakakku membalas ciumannya dengan penuh gairah. Kedua tangan Amat meraih payudara kakakku dan meremas-remasnya. Sampai disana akhirnya membuatku jadi "basah". Dan itu adalah mimpi basahku yang terhebat, spermaku yang keluar demikian banyaknya. Paginya aku jadi bingung. Peristiwa yang tidak kuinginkan terjadi, ternyata secara bawah sadar membuatku jadi bergairah. Sejak itu, beberapa kali aku mencoba membayangkan kakakku bercinta dengan cowok (termasuk Amat) saat onani, terutama saat aku kehilangan ide. Ternyata hal itu membuat onaniku jauh lebih nikmat. Sampai akhirnya aku selalu membayangkan hal itu saat onani. Tentunya aku tidak berani menceritakan hal ini kepada siapapun. Juga aku sungguh tidak mengharapkan bayanganku itu betul- betul terjadi karena aku yakin kakakku masih perawan. Walaupun ia termasuk cukup berani dalam berpakaian namun ia bukan tipe cewek yang gampangan. Memang ia sudah punya cowok tapi aku percaya ia tidak pernah melakukan hal-hal yang di luar batas. Kalaupun cowoknya datang ia selalu menemuinya di ruang tamu dan kakakku selalu berpakaian sopan. Seringkali malah kami bertiga berbincang- bincang bersama. Terlepas dari itu aku makin sering "membayangkan" kakakku. Apalagi saat pergi bersamanya, selalu banyak cowok yang menatap ke arahnya. Dari tatapannya dapat kubayangkan kalau mereka tergiur oleh kemolekan kakakku. Selain wajahnya yang cukup cantik dan bodinya yang aduhai, ia selalu mengenakan pakaian yang makin menunjukkan daya tariknya. Sementara kalau di rumah pakaian yang dikenakannya membuatnya jadi "hot". Ia suka sekali memakai kaus kutang tanpa lengan. Membuatnya makin tampak seksi saja, apalagi kalau sedang membungkuk. Kalau tidak gitu, ia memakai daster yang tipis. Saking tipisnya sampai kelihatan BH dan celana dalamnya. Sepertinya ia tidak peduli dan tidak merasa kalau aku sering meliriknya. Bahkan Amat pun kudapati seringkali mencuri-curi pandang menatap bagian dada atau pahanya yang putih mulus. Kadang aku ingin mengingatkan kakakku namun aku tidak tahu harus bagaimana bicaranya. Aku takut menyinggung perasaannya. Suatu hari pernah kupergoki Amat melihat celana dalam kakakku. Saat itu kakakku sedang duduk membaca majalah. Sementara kakinya agak terbuka dan roknya agak pendek. Saat itu Amat sedang mengepel lantai kira-kira 3 meter di depannya. Tentu saja ia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Kuperhatikan tangannya berputar-putar mengepel lantai namun matanya memandang langsung ke arah celana dalam kakakku. Sementara posisiku di belakang Amat agak tersembunyi oleh lemari sehingga ia tidak tahu kalau aku ada di sana. Aku sendiri juga bisa melihat celana dalamnya. Membuatku bergairah apalagi saat melihat Amat menatap kakakku juga. Pandangan kakakku terhalang majalah yang ada di depannya sehingga ia tidak mengetahui kalau ada 2 orang cowok yang mengambil kesempatan dalam kesempitan menonton celana dalam dan kedua pahanya yang putih mulus itu. Tapi tak terjadi hal yang lebih jauh dari itu. Beberapa saat kemudian kakakku mengubah posisi duduknya dan Amat melanjutkan pekerjaannya. Suatu malam saat Jakarta diguncang gempa, malah lebih gawat lagi. Saat itu aku dan kakakku buru-buru keluar kamar. Kemudian kami keluar ke taman belakang agar lebih aman. Saat itu Amat keluar juga dari kamarnya. Saat terkena sinar lampu, baru kusadari bahwa kakakku ternyata tidak memakai BH. Mungkin karena terburu-buru, ia lupa mengenakan BH-nya. Ia memakai kaus tanpa lengan warna hijau muda. Payudaranya bergerak-gerak dengan bebasnya. Sementara Jakarta diguncang gempa, di bagian dadanya juga terjadi "gempa lokal". Kedua putingnya nampak jelas sekali menonjol di balik kaosnya. Kira-kira seberapa besar payudaranya terlihat cukup jelas di balik kaosnya. Aku yakin saat itu Amat pasti juga terangsang melihat kakakku. Rasanya hampir pasti kalau setelah itu ia melakukan masturbasi di kamarnya sama sepertiku. Untungnya Amat orangnya pasif dan agak penakut jadi ia tidak berani melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki. Beberapa saat setelah itu, Amat berhenti kerja dan pulang kampung. Sebagai gantinya pembantu perempuan, umurnya kira-kira 30-an, namanya Minah. Perlu diketahui, orang tuaku cerai sejak aku masih kecil. Kami ikut Papa, tapi sejak beberapa tahun terakhir Papa pulang seminggu sekali saja. Ia sibuk dengan pekerjaannya di daerah. Dengan tidak adanya Amat, kakakku makin cuek dalam berpakaian. Sekarang ia jadi sering tidak memakai BH saat di rumah. Membuatku jadi semakin gregetan saja dan membuat frekuensi onaniku meningkat. Kadang timbul niat untuk mengintip kamarnya melalui jendela kamarnya namun aku selalu membatalkan niatku ini. Pernah satu kali saat aku tidak mengetok kamarnya, punggungnya sedang dipijit oleh Minah. Ia tidur telungkup cuma mengenakan celana dalam saja. Belakangan garasi rumahku dipakai oleh pamanku untuk membuka bengkel mesin. Ada tiga orang montir plus satu orang cewek bagian administrasi, namanya Neny. Pamanku tak bisa setiap hari mengontrol jadi ia menggunakan tenaga seorang mahasiswa teknik mesin yang magang sebagai supervisor mereka. Namanya Bagus. Orangnya hitam dan tinggi besar. Wajahnya brewok namun selalu dicukurnya. Ia dua tahun lebih tua dari kakakku. Dengan adanya beberapa orang di rumahku, kuperhatikan kakakku kembali selalu mengenakan bra. Namun kalau aku ke kamarnya beberapa kali kudapati ia tidak memakai bra. Sementara itu setahuku Bagus dan kakakku kadang suka berbicara tapi tak pernah terpikir olehku ada hubungan yang lebih dari itu. Sampai suatu ketika.. Hari itu seperti biasanya pada hari Jumat aku ada kegiatan ekstra sampai sore. Tetapi hari itu gurunya tidak masuk sehingga aku pulang cepat. Saat itu kulihat lampu di kamar kakakku menyala, berarti ia ada di dalam, pikirku. Setelah selesai mandi dan melewati kamar kakakku aku mendengar rasanya kakakku sedang berbicara dan sepertinya ada orang lain di dalamnya. Aku bertanya-tanya di dalam hati. Jangan-jangan cowoknya ada di dalam kamar, pikirku. Setahuku ia telah putus dengan cowoknya beberapa bulan lalu. Mungkin telah baikan kembali. Atau mungkin juga hanya perasaanku saja, sebenarnya ia sedang menelepon. Semula aku ingin mengetuk kamarnya. Namun akhirnya kuputuskan untuk mengintip dari jendela yang ada di taman samping dengan memakai tangga. Astaga! Betapa terkejutnya aku saat kulihat di dalam kamar ternyata kakakku berduaan dengan Bagus. Bagus sedang memeluk kakakku yang duduk berdempetan dengannya seperti layaknya dua sejoli yang sedang berpacaran. Seolah tak percaya aku melihatnya. Tak kusangka kalau kakakku mau berhubungan dengan cowok seperti Bagus. Padahal kakakku dan Bagus sangat kontras perbedaannya dalam segala hal.
Kemudian Bagus mencium bibir kakakku
sambil kedua tangannya memegang pipinya sementara jari-jarinya
menggelitik bagian belakang telinga kakakku. Menyaksikan kakakku pasrah
bibirnya dilumat oleh Bagus seketika membuatku terpana. Kurasakan batang
kemaluanku menegang menyaksikan itu. Setelah beberapa saat menikmati
bibir kakakku, kepala Bagus bergerak turun mencium leher kakakku.
Kemudian kedua tangan Bagus meraih payudara kakakku dan meraba- rabanya
serta meremas- remas dengan lembut. Sambil meremas-remas, bibirnya
menikmati bibir kakakku. Kakakku pun membalas ciumannya dengan penuh
gairah. Karena terdorong oleh gerakan tubuh Bagus ke depan, kakakku
jatuh tertidur di ranjangnya. Di atasnya Bagus makin bernafsu menciumi
bibir kakakku sementara tangannya masih sibuk meremas-remas susunya.
Setelah itu Bagus menindih tubuh kakakku dan menciumi lehernya. Kakakku
mengerang-erang penuh gairah.
Beberapa saat kemudian ia membuka satu persatu kancing baju kakakku dari
atas ke bawah kemudian disibakkannya piyama tidur yang dikenakan
kakakku. Terlihatlah gunung kembarnya yang masih tertutup oleh BH
berwarna biru dan bergerak naik turun karena nafasnya tidak teratur.
Bagus semakin bernafsu saja, direngkuhnya payudara kakakku dan
diciuminya. Sambil menciumi payudaranya, tangan kanan Bagus turun ke
bawah menyibak rok kakakku. Tampaklah pahanya yang putih mulus serta
celana dalamnya yang juga berwarna biru. Tangan Bagus segera meraba paha
kakakku, memainkan jari-jarinya di pangkal pahanya. Setelah itu mulai
meraba-raba bagian tengahnya. Jarinya digesek-gesekkan di antara kedua
pahanya membuat kakakku mendesah-desah. Makin cepat digesek-gesekkan
makin keras suara kakakku. Sampai-sampai celana dalam kakakku mulai
basah.
Kemudian Bagus membangunkan kakakku. Dalam posisi terduduk bagus melepas
piyama dan roknya. Setelah itu Bagus juga membuka kaosnya sendiri dan
melepas celana jeans- nya. Tampak sebagian batang kemaluannya menyembul
keluar dari celana dalamnya. Tidak puas sampai di situ, tangan Bagus
menggerayangi punggung kakakku untuk melepaskan pengait BH- nya. Dengan
agak bernafsu, Bagus melepas BH dari tubuh kakakku dan melemparkannya
ke lantai. Sejenak ia memandangi payudara kakakku, menikmati
keindahannya. Aku pun jadi ikut terpana menyaksikan keindahannya.
Payudaranya tampak putih mulus padat berisi dan masih kencang.
Putingnya berwarna merah muda berdiri dengan tegaknya. Setelah itu kedua
tangannya menggerayangi payudara kakakku dan meremas-remasnya.
Jari-jarinya terutama ibu jarinya menggerak- gerakkan dan
memencet-mencet kedua puting susu kakakku seperti mainan saja. Kakakku
bukannya marah malah membuat tubuhnya menggelinjang dan mendesah-desah
tak karuan menikmati permainan tangan Bagus. Kemudian Bagus mulai
menciumi payudara kakakku. Kedua puting susu yang berwarna merah muda
itu dihisap-hisap bergantian kiri kanan dan ujung lidahnya menjilatinya.
Kakakku makin pasrah saja. Sambil melakukan itu, Bagus menggesek-
gesekkan tangannya ke celana dalam kakakku membuat kakakku jadi "basah
kuyup" sehingga bulu kemaluannya yang hitam jadi tercetak pada celana
dalamnya.
Setelah itu Bagus menggesek-gesekkan batang kemaluannya di celana dalam
kakakku. Kemudian Bagus melepas celana dalam kakakku, sehingga ia dalam
keadaan telanjang bulat. Tampak bulu kemaluannya yang cukup lebat. Bagus
membuka lebar-lebar kedua pahanya sehingga ia dapat melihat liang
vaginanya. Aku pun juga dapat melihatnya walaupun arahnya kurang pas.
Kemudian jemarinya mulai bermain-main di sekitar vaginanya. Saat Bagus
melakukan itu, kakakku tidak melawan sedikit pun. Tampaknya ia sudah
pasrah dan benar-benar terangsang sehingga jadi lupa diri. Sambil
melakukan itu, tangannya yang satu memegang-megang bagian payudara.
Pandanganku agak berkunang-kunang menyaksikan kakakku dijadikan mainan
seperti itu. Aku sama sekali tidak menyangka, kukira kakakku cewek alim
yang masih suci ternyata kok mau digituin sama Bagus. Namun entah kenapa
aku jadi seperti tersihir melihatnya. Lagipula kakakku tampak sangat
menikmatinya. Apa yang sering kubayangkan selama ini ternyata menjadi
kenyataan. Setelah itu Bagus menanggalkan celana dalamnya sendiri.
Penisnya yang berwarna hitam telah berdiri tegak. Penisnya telah disunat
dan ukurannya jauh lebih besar dari punyaku. Bagus segera menindih
tubuh kakakku yang telentang dengan kedua paha terbuka lebar.
Mereka berpelukan telanjang bulat sementara baju mereka berserakan di
lantai. Penis Bagus menempel pada bulu kemaluan kakakku dan dadanya
menindih payudara kakakku. Bagus menciumi lehernya sementara dadanya
menindih dada kakakku. Saat itu Bagus pasti terangsang hebat karena ia
dapat merasakan kedua puting kakakku yang mengeras di dadanya. Lalu
ciumannya turun ke bawah untuk menjilat- jilat dan menghisap- hisap
payudaranya. Aku sampai dapat mendengar kecupan- kecupan Bagus di daerah
sekitar payudara kakakku. Mereka berdua bergumul dengan asyiknya.
Kakakku pun tak kalah ganasnya dengan Bagus. Tangannya ikut memegang
dan mengocok penis Bagus. Dadanya didekatkan ke penis Bagus kemudian
Bagus menggesek-gesek penisnya di antara payudara kakakku. Kemudian
kakakku menempelkan dan menggesekkan payudaranya ke tubuh Bagus. Kadang
ia juga menciumi dada Bagus. Tubuh kakakku yang putih mulus tampak
kontras dengan tubuh Bagus yang hitam legam namun dengan asyiknya mereka
bergumul di ranjang.
Setelah cukup lama melakukan foreplay, Bagus mulai mengambil
"ancang-ancang". Kedua kaki kakakku dibukanya lebar-lebar sementara
ujung penisnya didekatkan di lubang vagina kakakku. Posisi tubuhnya
condong ke depan. Kemudian Bagus memajukan badannya ke depan untuk
mendorong penisnya memasuki vagina kakakku. Kakakku menjerit saat
vaginanya ditembus oleh penis Bagus. Tampak sebagian penis Bagus telah
memasuki vagina kakakku. Kemudian Bagus memasukkan penisnya lebih dalam
lagi sampai akhirnya penisnya masuk seluruhnya ke dalam vagina kakakku.
Jantungku berdetak dengan keras menyaksikan itu. Seketika aku berpikir
bahwa kakakku pasti sudah tidak perawan lagi. Paling tidak saat itu
Bagus telah menikmatinya. Kemudian Bagus mengeluarkan dan memasukkan
penisnya lagi berulang- ulang, mengocok tubuh kakakku. Kocokan Bagus itu
tampak membuat tubuh kakakku berguncang dengan hebatnya bahkan membuat
buah dadanya bergerak vertikal dan berputar-putar. Sementara kakakku
mendesah-desah dibuatnya. Belum pernah aku melihatnya seperti itu.
Mendengar desahan kakakku dan menyaksikan buah dada kakakku yang
berguncang-guncang itu, Bagus jadi makin nafsu saja. Sambil menyetubuhi
kakakku, direngkuhnya buah dadanya, diremas- remas, bahkan diemut- emut
putingnya. Menyaksikan hal itu, aku jadi ikut terangsang juga sehingga
aku mulai memainkan penisku sendiri.
Kemudian Bagus melepaskan dirinya dari tubuh kakakku. Ternyata mereka
mengubah posisi. Kakakku membalikkan badan dan menungging lalu ia
membelakanginya. Lalu Bagus kembali menyetubuhi kakak-ku dengan posisi
doggy style. Kakakku kembali mendesah-desah saat dikocok seperti itu
sementara wajah Bagus agak memerah. Sambil menyetubuhi, Bagus
memegang-megang dan meremas-remas payudaranya. Walaupun kamar kakakku
menggunakan AC namun tubuh mereka berdua terlihat basah oleh keringat.
Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi lagi. Kali ini kakakku
dalam posisi miring menghadap ke arahku, kaki kanannya diangkat ke atas
pundak Bagus. Dalam posisi agak terduduk, Bagus kembali "memompa"
kakakku menikmati kehangatan dan kenikmatan tubuh kakakku. Setelah itu
giliran kakakku yang beraksi. Bagus tidur telentang dengan penisnya
berdiri tegang. Lalu kakakku berada di atasnya perlahan-lahan memasukkan
penis Bagus ke vaginanya kemudian menggerak- gerakkan tubuhnya naik
turun sambil ia mengerang-erang. Bagus pun juga mengeluarkan suara
erangan sambil tangannya kembali meremas-remas payudara kakakku.
Kemudian mereka berganti posisi lagi. Kali ini mereka berdua berdiri di
atas ranjang. Kemudian Bagus meraih tangan kakakku dan menggenggamkannya
ke penisnya sendiri. Kakakku mengocok penis Bagus sementara Bagus
mencium bibirnya. Lalu Bagus menyetubuhi kakakku dalam posisi berdiri.
Selama ini belum pernah aku melihat posisi berdiri. Sambil menyaksikan
aku terus melakukan onani. Kembali Bagus membaringkan kakakku di atas
ranjang. Ia melipat kedua kaki kakakku dan menyilangkannya hampir 90
derajat saat ia menyetubuhi kembali kakakku. Kedua tangan kakakku
memegang pundak Bagus, sementara kedua tangan Bagus memegangi paha
kakakku. Pada saat itu kakakku mendesah- desah dan meracau tidak karuan.
Rupanya ia sudah akan mencapai klimaksnya. Menyaksikan hal itu, Bagus
sedikit mengubah posisinya. Mungkin tahu kalau kakakku cukup sensitif di
bagian payudaranya, sambil menyetubuhi, Bagus mengulum puting susunya.
Dan ia mengocok makin lama makin cepat membuat kakakku berteriak-teriak
makin keras pula. Bagus malah mempercepat kocokannya.
Akhirnya kakakku benar-benar mengalami klimaksnya. Tak berapa lama
setelah itu Bagus pun juga mengalami ejakulasi. Ia menumpahkan spermanya
di dalam vagina kakakku. Pada saat mereka berdua telah selesai aku pun
juga menumpahkan spermaku. Setelah itu mereka berdua terengah-engah di
atas ranjang. Sambil mengelus-elus payudara kakakku, Bagus berkata
bahwa kakakku benar- benar hebat. Sambil tersipu malu kakakku berkata
bahwa ia juga hebat. Tak lama kemudian Bagus bangkit dan berkata kalau
ia akan kembali bekerja takut nanti orang-orang curiga. Pada saat Bagus
memakai pakaiannya ia memandangi kakakku yang juga lagi mengenakan
pakaiannya. Setelah mengecup kakakku, Bagus keluar dari kamar dan
kembali ke tempat kerjanya. Setelah itu kakakku mulai tidur siang.
Setelah aku selesai masturbasi, tinggal aku yang termangu-mangu
menyaksikan peristiwa luar biasa itu. Aku bertanya-tanya apakah saat itu
kakakku masih perawan? Rasanya sudah tidak, jawabku dalam hati, soalnya
aku tidak melihat vaginanya mengeluarkan darah, juga dari gelagatnya
rasanya mereka pernah melakukan sebelumnya. Kembali timbul pertanyaan
dalam diriku, apakah Bagus yang pertama kali menikmati keperawanan
kakakku? Ataukah mantan cowoknya? Atau bahkan Amat? Atau mungkin
denganku di saat aku sedang tidur? Berapa kali kakakku pernah tidur
dengan cowok? Atau sudah berapa banyak cowok yang pernah menidurinya?
Atau mungkin ada salah satu di antara pembaca yang pernah berhubungan
dengan kakakku? Berjuta-juta pertanyaan ada di benakku yang mana aku
tidak tahu jawabannya. Mungkin malah aku tidak bakal pernah tahu
jawabannya.
Barangkali lebih bijaksana kalau aku tidak perlu memikirkan itu semua.
Lebih baik aku memulai petualanganku sendiri dengan cewek- cewek cantik
dengan melakukan hal yang sama seperti yang Bagus lakukan terhadap
kakakku. Syukur-syukur kalau aku dapat melakukannya dengan adik Bagus.
Orangnya tak sebegitu cantik namun seksi sekali.
TAMAT
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar
Luangkan Waktu Sejenak Untuk memberi komentar...
Untuk kemajuan blog, bantu Admin dengan cara mengshare ke teman" yang lain...
Happy Reading... :)